CUP
CAKE TERAKHIR
Oleh: Rizka Gustiani
Oleh: Rizka Gustiani
Sinar mentari menyinari setiap sudut
kamarku. Terdengar suara lembut yang tidak asing bagiku sedang
memanggil-manggil diriku. Mendengar suara itu, aku terbangun dari tidurku. Ku
buka mataku, kulihat ada sesosok wanita yang duduk ditepian kasurku. Wanita itu
tak asing bagikt. Apalagi senyuman hangat yang terlukis diwajah cantiknya.
Wanita itu adalah ibuku. Ibu yang sangat aku sayangi.
Aku masih tetap diposisiku. Masih dalam keadaan terbaring sanbil masih merasakan kantuk. Sampai akhirnya aku tersadar dari lamunanku karena ibu menepuk.nepuk pipiku dengan lembut.
Aku masih tetap diposisiku. Masih dalam keadaan terbaring sanbil masih merasakan kantuk. Sampai akhirnya aku tersadar dari lamunanku karena ibu menepuk.nepuk pipiku dengan lembut.
“Bella,
kamu tidak sekolah? Kenapa melamun?” tanya ibu sambil tetap memberikan senyum
hangatnya.
“Eh, iya bu.. memangnya sekarang sudah jam berapa bu ?” tanyaku kepada ibu
“Ini sudah jam 05.45 wib sayang, ayo cepat kamu bangun. Nanti kamu bisa terlambat kesekolahnya” kata ibu
“Iya ibu, aku akan segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah” kataku
“Yasudah, ibu akan segera menyiapkan sarapan untukmu dan ayah. Kamu cepat bersiap-siap ya.. ibu dan ayah akan menunggumu dimeja makan” kata ibu sambil mengelus pucuk kepalaku
“siip bos.. hehe” balasku sambil bergaya seperti prajurit yang sedang memberi hormat kepada jendralnya.
“Eh, iya bu.. memangnya sekarang sudah jam berapa bu ?” tanyaku kepada ibu
“Ini sudah jam 05.45 wib sayang, ayo cepat kamu bangun. Nanti kamu bisa terlambat kesekolahnya” kata ibu
“Iya ibu, aku akan segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah” kataku
“Yasudah, ibu akan segera menyiapkan sarapan untukmu dan ayah. Kamu cepat bersiap-siap ya.. ibu dan ayah akan menunggumu dimeja makan” kata ibu sambil mengelus pucuk kepalaku
“siip bos.. hehe” balasku sambil bergaya seperti prajurit yang sedang memberi hormat kepada jendralnya.
Ibu yang melihatku
seperti itu hanya tertawa dan segera pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan
untuk kami. Aku pun segera mandi dan bergegas mempersiapkan keperluan yang akan
kubawa kesekolah.
Setelah semua beres, dan aku telah
siap untuk berangkat kesekolah , aku pun segera pergi menuju meja makan karena
aah dan ibu sudah menungguku dimeja makan untuk sarapan b ersama.
“Eh, anak ayah sudah wangi..” goda
ayah sambil tersenyum
“Iya dong, aku kan sudah mandi yah..”balasku
“Iya dong, aku kan sudah mandi yah..”balasku
Sontak, mendengar
kata-kataku ayah dan ibu pun langsung tertawa.
“Hmm.. ayah dan ibu kenapa tertawa ?”tanyaku
dengan polos
“Bella sayang, anak ibu. Ayah dan ibu tertawa karena bahagia melihat kamu tumbuh besar menjadi gadis cantik dan juga tetap manja” kata ibu sambi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang.
“Bella sayang, anak ibu. Ayah dan ibu tertawa karena bahagia melihat kamu tumbuh besar menjadi gadis cantik dan juga tetap manja” kata ibu sambi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang.
Aku memanglah anak
manja. Itu dikarenakan aku adalah anak tunggal. Aku selalu dimanja. Terkadang,
aku diperlakukan seperti anak kelas 3 SD. Padahal, aku sekarang sudah duduk
dibangku kelas 2 SMP. Ayah dan ibu sangat menyayangiku. Mungkin karena itu aku
selalu dimanja. Semua yang aku butuhkan dan aku inginkan selalu dipenuhi.
Aku paling dekat dengan ibu. Itu karena ayahku selalu pergi keluar kota untuk menjalankan bisnis perhotelannya yang juga terdapat diluar kota.
Aku paling dekat dengan ibu. Itu karena ayahku selalu pergi keluar kota untuk menjalankan bisnis perhotelannya yang juga terdapat diluar kota.
Lagi-lagi aku
termenung dimeja makan. Ntah apa yang sedang aku fikirkan saat ini, aku pun
tidak tahu.
Sampai akhirnya aku tersadar karena mendengar suara ibu.
Sampai akhirnya aku tersadar karena mendengar suara ibu.
“Bella, ayo cepat segera habiskan
sarapanmu, agar kamu tidak terlambat kesekolah”kata ibu
“Baik bu..”jawabku singkat
“Baik bu..”jawabku singkat
Setelah
selesai sarapan, aku dan ayah pun segera pergi. Sebelum pergi , aku tak lupa
menyalami tangan ibu dan mencium kedua pipinya. Dan aku pun berangkat kesekolah
diantar oleh ayahku. Disekolah, aku mengikuti semua pelajaran dengan baik
hingga akhirnya bel pulang pun berbunyi. Aku pulang sekolah dijemput oleh ayah.
Setiba dirumah,
ibu menyambut kedatangan kami dengan senyuman hangat yang khas.
“kalian sudah pulang ?”sambut ibu
“iya bu, capek nih” jawabku
“hmm.. untuk menghilangkan rasa capekmu, ibu udah buatkan cup cake coklat kesukaanmu..”kata ibu
“waahh.. benaran bu?”tanyaku
“benar.. nih cup cake coklat kesukaanmu”jawab ibu sambil menghidangkan cup cake coklat kesukaanku diatas meja makan
“waahhh... aku sudah lama tidak memakan cup cake coklat buatan ibu” kataku yang tidak sabar untuk mencicipinya
“iya bu, capek nih” jawabku
“hmm.. untuk menghilangkan rasa capekmu, ibu udah buatkan cup cake coklat kesukaanmu..”kata ibu
“waahh.. benaran bu?”tanyaku
“benar.. nih cup cake coklat kesukaanmu”jawab ibu sambil menghidangkan cup cake coklat kesukaanku diatas meja makan
“waahhh... aku sudah lama tidak memakan cup cake coklat buatan ibu” kataku yang tidak sabar untuk mencicipinya
Ibu hanya tersenyum
melihat aku yang sedang mencicipi cup cake coklat dengan lahapnya.
“waahh...cup cake coklat buatan ibu
memang tak ada duanya” kataku sambil terus melahap cup cake coklat itu hingga
habis
“sering-sering buat cup cake coklat ini ya bu...”pinta ku kepada ibu
“iya sayang...”jawab ibu sambil tersenyum
“sering-sering buat cup cake coklat ini ya bu...”pinta ku kepada ibu
“iya sayang...”jawab ibu sambil tersenyum
2 tahun
kemudian...
Pagi ini aku
melihat ibu seperti kurang sehat. Muka ibu terlihat pucat tidak seperti
biasanya. Akhir-akhir ini aku memang melihat ibu sering sakit. Tetapi, aku
tidak tauibu mengidap penyakit apa. Yang aku tau, ibu hanya kecapekan dan
kurang istirahat. Itu yang ibu katakan setiap aku menanyakan apa penyakit ibu.
Walaupun sakit, ibu tetap selalu membuatkan aku cup cake coklat sesuai
janjinya. Aku pernah melarang ibu untuk membuatkanku cup cake coklat karena aku
tidak tega melihat ibu yang sedang sakit. Tetapi ibu tetap membuatkanku cup
cake coklat. Kata ibu, dia tidak sakit dan akan tetap membuatkanku cup cake
coklat karena ia ingin melihatku bahagia dengan memakan cup cake coklat buatannya.
Waktu terus berjalan . kini penyakit ibu sepertinya sudah tambah parah.
Waktu terus berjalan . kini penyakit ibu sepertinya sudah tambah parah.
Sudah 3 bulan ini
ibu selalu sakit-sakitan. Ibu juga sering pingsan.
Bodohnya aku, sampai detik ini aku belum mengetahui apa penyakit yang sedang diderita ibuku sendiri. Ibu tidak pernah memberitahukanku mengenai penyakitnya. Sedangkan ayah, ia tau. Tetapi sekarang ia sedang berada diluar kota. Setiap akan kedokter, ibu selalu pergi disaat aku sedang berada disekolah. Karena itu, sampai detik ini aku belum mengetahui apa penyakit ibuku.
Bodohnya aku, sampai detik ini aku belum mengetahui apa penyakit yang sedang diderita ibuku sendiri. Ibu tidak pernah memberitahukanku mengenai penyakitnya. Sedangkan ayah, ia tau. Tetapi sekarang ia sedang berada diluar kota. Setiap akan kedokter, ibu selalu pergi disaat aku sedang berada disekolah. Karena itu, sampai detik ini aku belum mengetahui apa penyakit ibuku.
Kini, kondisi ibu
semakin melemah. Tetapi, ia masih sempat membuatkanku cup cake coklat
kesukaanku. Selesai membuat cup cake, ibu jatuh pingsan. Aku yang baru saja
pulang sekolah melihat ibu pingsan langsung memanggil ambilan dan membawanya
kerumah sakit.
Dirumah sakit, ibu langsung dibawa ke UGD oleh para perawat dan segera ditangani oleh dokter. Aku sangat panik. Aku pun segera menelfon ayah agar segera pulang dan langsung kerumah sakit.
Setelah lama menunggu, dokterpun keluar dari ruang UGD dan mengatakan bahwa ibuku koma. Pikiranku kacau. Aku hanya sendiri, tak tau harus berbuat apa. Tangisku pun terpecah hingga akhirnya aku tertidur dikursi ruang tunggu.
Dirumah sakit, ibu langsung dibawa ke UGD oleh para perawat dan segera ditangani oleh dokter. Aku sangat panik. Aku pun segera menelfon ayah agar segera pulang dan langsung kerumah sakit.
Setelah lama menunggu, dokterpun keluar dari ruang UGD dan mengatakan bahwa ibuku koma. Pikiranku kacau. Aku hanya sendiri, tak tau harus berbuat apa. Tangisku pun terpecah hingga akhirnya aku tertidur dikursi ruang tunggu.
Tak beberapa lama,
ayah pun datang dan membangunkanku. Beberapa menit setelah ayah datang, dokterpun
kembali keluar dari ruang dimana ibuku diperiksa.
dokterpun berkata bahwa ibu sudah sadar dari koma dan ibu sekarang sedang beristirahat. Dokter juga bilang, bahwa ibu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. Dan dokter memfonis bahwa waktu ibu untuk hidup tinggal seminggu lagi. Mendengar itu, tangisku kembali terpecahkan. Kali ini aku tak bisa lagi menahan tangisku. Aku menangis sangat histeris. Dan dokterpun kemudian mempersilahkan kami masuk untuk melihat keadaan ibu.
Aku menangis sambil memeluk ibu. Ibupun tersadar dari tidurnya.
dokterpun berkata bahwa ibu sudah sadar dari koma dan ibu sekarang sedang beristirahat. Dokter juga bilang, bahwa ibu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. Dan dokter memfonis bahwa waktu ibu untuk hidup tinggal seminggu lagi. Mendengar itu, tangisku kembali terpecahkan. Kali ini aku tak bisa lagi menahan tangisku. Aku menangis sangat histeris. Dan dokterpun kemudian mempersilahkan kami masuk untuk melihat keadaan ibu.
Aku menangis sambil memeluk ibu. Ibupun tersadar dari tidurnya.
“Bella, anak ibu kenapa menangis
?”tanya ibu
“Ibu... kenapa ibu berbohong ? kenapa ibu tidak pernah memberitahuku apa penyakit ibu ?” tanyaku sambil terus terisak
“Maafkan ibu sayang, ibubtidak bermaksud untuk berbohong padamu. Ibu hanya tidak ingin kamu bersedih karena keadaan ibu”jawab ibu sambil mengusap air mata dipipiku
“Ibu... kenapa ibu berbohong ? kenapa ibu tidak pernah memberitahuku apa penyakit ibu ?” tanyaku sambil terus terisak
“Maafkan ibu sayang, ibubtidak bermaksud untuk berbohong padamu. Ibu hanya tidak ingin kamu bersedih karena keadaan ibu”jawab ibu sambil mengusap air mata dipipiku
Ayah yang
melihatku menangis hanya bisa mencoba menenangkanku walaupun hatinya juga
sedih, sama seperti yang aku rasakan.
1 minggu
kemudian...
Hari ini, tepat 1
minggu ibu dirawat dirumah sakit. Sepulang sekolah aku langsung bergegas
kerumah sakit untuk melihat keadaan ibuku yang kemarin keadaannya sudah
membaik. Aku membawakan bunga lily kesukaan ibu. Dengan semangat, aku berjalan
keruang inap ibuku. Saat aku membuka pintu, aku melihat ibu sudah tidak ada
diruang inapnya. Aku panik, dan aku mencari-cari dimana ibu berada. Sampai
akhirnya aku menemukan ayah yang sedang mondar-mandir dan gelisah diruang UGD.
Aku langsung menghampiri ayah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan disini.
Ayah terdiam sejenak. Dan ia pun mulai angkat bicara.
Ayah terdiam sejenak. Dan ia pun mulai angkat bicara.
“Bella, kondisi ibu kembali melemah.
Ibu sekarang sedang kritis dan dokter sedang berusaha untuk menolong ibu untuk
melewati masa kritisnya”ucap ayah
Tanpa ku sadari,
air matapun jatuh dan mengalir dipipiku. Aku tak bisa lagi menahan kesedihanku.
Tak beberapa lama, dokterpun keluar dengan raut wajah yang aku tau apa yang akan ia katakan.
Aku merasa cemas yang sangat mendalam melihat raut wajah dokter itu.
Tak beberapa lama, dokterpun keluar dengan raut wajah yang aku tau apa yang akan ia katakan.
Aku merasa cemas yang sangat mendalam melihat raut wajah dokter itu.
Dan hal yang
tersirat dibenakku ternyata benar. Saat dokter mengatakan bahwa ibu sudah
tiada. Aku baru ingat bahwa apa yang dikatakan dokter seminggu yang lalu benar
terjadi.
Mendengar hal itu
aku langsung menangis menghampiri ibu yang sudah tidak bernyawa lagi. Tubuhku
lemah seperti tidak memiliki tulang.
“Ibu, kenapa ibu pergi secepat ini ?
kenapa ibu tega meninggalkan bella sendirian ? siapa yang akan membuatkan cup
cake coklat paling lezat untuk Bella kalau ibu pergi ?”pertanyaan aku lontarkan
bertubi-tubi. Tetapi, tidak ada jawaban atas pertanyaanku.
Kini, tak ada lagi
yang memelukku penuh kasih sayang.
Kini, tak ada lagi yang membelaiku dengan lembut
Kini, tak ada lagi yang selalu membangunkanku dipagi hari
Dan kini, tak ada lagi orang yang selalu membuatkan cup cake coklat paling lezat untukku.
Kini, tak ada lagi yang membelaiku dengan lembut
Kini, tak ada lagi yang selalu membangunkanku dipagi hari
Dan kini, tak ada lagi orang yang selalu membuatkan cup cake coklat paling lezat untukku.
Sekarang, aku
hanya bisa melihat sepotong cup cake coklat yang terakhir dibuat oleh ibu. Cup
cake coklat ini adalah cup cake terlezat yang pernah aku rasakan.
Tapi kini, aku tak
bisa lagi merasakannya.
Ibu....
aku akan selalu merindukanmu.
Selamat jalan ibu...
Semoga ibu selalu dalam lindungan-Nya dan semoga ibu ditempatkan ditempat yang paling mulia.
Ibu... engkau selalu ada dihatiku, sampai kapanpun dan untuk selamanya.
Ibu....
aku akan selalu merindukanmu.
Selamat jalan ibu...
Semoga ibu selalu dalam lindungan-Nya dan semoga ibu ditempatkan ditempat yang paling mulia.
Ibu... engkau selalu ada dihatiku, sampai kapanpun dan untuk selamanya.
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar